Kamis, 04 Maret 2010

Pandangan Alkitabiah Tetang Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam (SDA) yang melimpah merupakan karunia Tuhan yang tidak ada taranya bagi kehidupan manusia dan segala isi bumi ini. Siapa saja boleh memanfaatkan SDA yang sudah tersedia, namun karena semuanya itu telah diciptakan dalam kondisi yang baik (Alkitab Kejadian 1:1-31), maka kewajiban manusia adalah memanfaatkan (mengusahakannya) dan memeliharanya tetap dalam kondisi baik ( Alkitab Kejadian 2:15). Agar SDA tetap dalam kondisi baik, Tuhan telah memerintahkan pembatasan-pembatasan dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan SDA, bahkan Tuhanpun telah mengancam dalam bentuk sangsi yang akan diterima oleh manusia bila tidak bisa menahan diri/ serakah (Alkitab Keladian 2:16-17).Sangsi tersebut adalah "mati". Mati berarti tidak ada kehidupan. Merusak sumberdaya alam berarti mati, karena tanpa sumberdaya alam manusia tidak bisa hidup. Manusia perlu makan, perlu minum, perlu pakaian, perlu tempat tinggal dan lain-lainnya. Semuanya itu diperoleh dari alam dengan cara mengusahakannya. Namun dalam usaha manusia memanfaatkan sumberdaya alam, Tuhan telah mengingatkan dalam Kitab Kejadian 2:15, untuk tetap memeliharanya. Tuhan tidak menginginkan kita serakah dalam pemanfaatan sumberdaya alam karena Tuhan menginginkan kita tetap hidup, termasuk untuk kelanjutan hidup anak cucu kita di bumi ini. Keserakahan pemanfaatan sumberdaya alam hanyalah merupakan bumerang bagi kehidupan manusia di bumi ini. Keinginan memiliki semua sumberdaya alam tidak ada gunanya karena apa yang kita miliki kelak akan kita tinggalkan tanpa membawa apapun yang kita miliki di dunia ini. Semuanya akan kembali ke alam. Dalam Doa Bapa Kami yang telah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita sebenarnya telah tersirat prinsip kesederhanaan, kesahajaan dan penghargaan kepada Sang Pencipta yang Pemilik alam semesta ini.Tuhan mengajar kita untuk tidak serakah (simak dalam kalimat "berikanlah kami makanan kami yang secukupnya") tidak berlebihan karena semua yang berlebihan akibatnya tidak baik. Pembatasan dan kesederhanaan yang ajarkan oleh Tuhan kepada kita sebenarnya untuk kebaikan kita umat manusia. Seharusnya kita sadar, bahwa sebenarnya Tuhan sudah sangat menyesal menciptakan manusia karena manusia tidak patuh pada perintahNya (Kejadian 6:6), bahkan saking menyesalnya Tuhan sehingga manusia diusir dari taman Eden di mana Tuhan telah menempatkan manusia pertama Adam dan Hawa. Oleh karena itu selaku umat manusia yang sadar mari kita manfaatkan sumberdaya alam secara lestari dan terjaga agar kehidupan di bumi tidak "mati"

Pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat juga telah tertuang dalam UUD 45 pasal 33 ayat 3, sehingga pemanfaatan SDA sebenarnya tidak bertentangan dengan UUD 45. Namun pemanfaatan SDA untuk kelangsungan hidup manusia (sesuai Alkitab Kejadian 2:16-17), perlu dilakukan pembatasan-pembatasan yang diatur oleh pemerintah, termasuk akibat-akibat yang akan timbul dalam pemanfaatan SDA oleh manusia, termasuk badan usaha yang beroperasi dalam skala besar. Pembatasan/ pengaturan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dimaksudkan untuk menghindari kematian manusia akibat dampak yang timbul karena pemanfaatan SDA yang tidak terkendali atau terkontrol.